tulisan ini terinspirasi dari kejadian yang terakhir terjadi di organisasi tempatku tumbuh dulu saat masih unyu..heheheh...masih kuliah maksudku.
yeaach...begitulah....pecinta alam saya pilih sebagai organisasi yang akan membentuk karakter saya nantinya (sekarang, red)
percaya kan......
MAPENSA (Mahasiswa Pecinta Alam Semesta) Fakultas Pertanian Universitas Jember,disitulah aku ...'dulu'.
ok...cukup....kembali ke perbincangan awal (ceila...perbincangan...topik kalee)....
kabar mengejutkan terjadi hari rabu,13 Februari 2013 hampir tengah malam, saat itu sedang dalam perjalanan pulang kampung ke kota kediri ( kota kelahiranku, pamer ) isinya begini :
" salam lestari,
mas2, mbak2, dan semua saudara2 sekalian...
mohon bantuan dan doanya demi kelancara dalam proses kepulangan saudara ugem (adib wahyudi) dari proses pencarian data pendukung penelitian skripsinya yang melewati jalur cikasur-kukusan-cemoro kandang-gunung pasang (p.war panti). perkiraan waktu untuk melewati jalur tersebut diestimasikan 2 hari paling lama 3 hari. jika melebihi batas waktu tersebut, maka diminta dilakukan SAR. saudara ugem berangkat dari cikasur pada hari minggu , 10 februari 2013 dan sampai sekarang belum ada kabar "
kaget bukan kepalang, adekku hilang tersasar di hutan gunung argopuro...fyuuuhhh...
segala macam pikiran berkecambuk mulai dari yang rasional sampai yang ghoib, terngiang banyaknya pecinta alam yang tersesat di hutan gunung argopuro bahkan selamanya (alias tidak ketemu sampai sekarang)
ada banyak sebab seseorang pendaki gunung tersesat, alasan yang paling sering dan umum adalah ketidaksabaran alias sok jago, merasa jadi pendaki, sehingga berani mati terpisah dari rombongan, sisanya kecelakaan seperti jatuh kejurang dll, bahkan pendaki kawakan sekalipun, jika melupakan satu saja syarat pendakian bisa dibayar dengan mahal, entah kehilangan anggota tubuh atau bahkan dibayar dengan nyawa...NO PLACE FOR ERROR...
untuk hal ghoib nya, huallahualam, bagi saya pribadi ghoib itu ada dan memang akan kita jumpai dalam setiap pendakian, apapun itu antisipasi lebih baik daripada menghadapi, perlu dipahami bahwa ketika kita mendaki, kita adalah tamu, dan tamu selayaknya menghormati semua yang ada disana, sopan dan menjaga perbuatan. berdoa adalah bekal agar kita tidak bertemu dengan yang aneh aneh disana, percayalah saat di sana kita tidak sendiri,ada yang lain selain kita yaitu yang ghoib, namum makhluk ghoib juga tidak akan mampu iseng dalam waktu yang lama, bahkan saat kita bicara semarangan sekalipun, yang dimanfaatkannya adalah kebodohan pendakinya, kepanikkanya dan ke awaman nya akan medan yang akan dilaluinya nanti yang hanya dibekali oleh keberanian (gejolak darah muda) saja.
saya akan mengutip pengalaman dari Dr Cico ( dia sudah tiga kali tersesat di tiga gunung di indonesia, dan alhamdulilah selamat) )bahwa saat kita tersesat yang dibutuhkan bukan hanya makanan, tetapi juga ketenangan, pertimbangan stamina dan berfikir jernih.
'Kesasar/tersesat' bukanlah suatu kesalahan, boleh saja dilakukan sebab dengan tersesat akan menambah pengalaman, dan harus berhasil menembus jalur tersebut karena kita sudah dibekali pengetahuan dan ketrampilan, namum...jangan sampai "mati', sebelum kita memanfaatkan akal pengetahuan dan ketrampilan kita.
menurut catatan Dr Cico, 80% pendaki yang mati digunung ditemukan dalam posisi istirahat, hal ini karena sewaktu lelah, pendaki tidur dengan badan yang tidak terisolasi dari cuaca sekeliling yang lebih rendah yang mempengaruhi suhu tubuh hingga menyebabkan tingkat kesadaran yang menurun drastis lalu beristirahat selamannya. salah satu kelemahan pendaki muda adalah sikap kurang koreksi diri terhadap kecelakaan sekecil apapun, mereka sering memandang diri sebagai orang kuat memang kaum muda sulit membedakan antara antusiasme dan keselamatan.
jika kita menyadari diri kita telah tersesat di hutan gunung belantara dan terpaksa melakukan tindakan survival, ingatlah 4 langkah ini:
1. duduk tenang atau selonjoran
2. berfikir, faktor apa yang menyebabkan kita tersesat 'Know Your Enemy'
3. observasi, meliputi, air, makanan, shelter, api, keadaan alam sekitar, cuaca.
4. perencanaan, apakah diam ditempat sambil nunggu tim SAr, atau berjalan mencari sumber pertolongan.
ingat ini baik baik:
jangan meninggalkan apapun kecuali jejak
jangan mengambil apapun kecuali foto
jangan membunuh apapun kecuali waktu
demikian semoga bermanfaat, semoga kita semua selalu diberikan peringatan dini dalam perjalanan kita, semoga kita dijauhkan dari marabahaya internal dan external di hutan gunung sana dan semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT ketika berpetualang di alam bebas, amin...
dan saat ini adek kesayangan kami sudah kembali dari perjalananya melewati jalur yang tidak biasa di gunung Argopuro.....alhamdulilah dengan selamat....
inilah dia saat di atas gunung Semeru....we all love u 'ugem'