Senin, 14 Januari 2013

our lunch story

Kejadian ini bermula saat saya melihat  blog teman yang menyajikan sate daging buntel...dan terbersit ide ..'cling'...untuk membuatnya tentusaja dengan sedikit modifikasi...daging kambing sebagai bahan utama, digantikan daging sapi cincang...tapi apalah daya jika kemampuan dan teknik yang dimiliki sangat pas pas an sedangkan tingkat kesulitan membuat sate daging buntel tergolong tinggi (alasan emak emak yang nggak bisa masak...heee)
dan yang terjadi adalah...dueenggg... bukannya sate daging buntel seperti dalam impian tetapi seonggok daging cincag terbakar yang porak poranda lepas dari tusukan dan tentu saja daru buntel nya ....ampyuuunnnnn!!!

sebagai pengganti tusuk sate yg tinggal 8 biji itu, saya korbankan penebah ( sapu lidi yang dipakai untuk membersihkan kasur )...qiqiqiqiiq....ketiwi sendiri di dapur
bagian tersulitnya adalah membungkus daging cincang dengan lapisan lemak yang susah payah saya lepaskan dari dagingnya...diiringi omelan nggak jelas akhirnya jadi kuga 15 tusuk sate terbungkus lemak...wawwww terlihat sempurna dan siap menuju pembakaran...



emmm..tidak seperti kejadian di film film yang saya tonton, dimana tokok protagonisnya menah di ujung cerita, di edisi sate daging buntel ini, bencana sebenarnya justru menunggu di penghujung cerita. saat dibakar. lemak tipis yang membungkus si sate mengkerut dan terlepas dengan sukses dari daging cincang yang seharusnya dia lindungi. sate pun retak retak, buyar dan menjauh meninggalkan tusukan lidi dan saya yang terbengong dan tidak sempat untuk panik. tamatlah sudah kisah perjalanan sate daging buntel saya dan sepertinya tidak akan saya ulangi...sebelum berhasil mewawancarai penjual sate daging buntel aslinya di solo sana untuk mendapatkan ilmu tentang perbuntelan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar